Wednesday

Tubuh kekar yang nikmat cameraman TV swasta


Pekerjaanku sebagai body guard atau keren-nya disebut “security officer”, sama sekali “tidak secure” [tidak aman] dalam arti fisik atau pun finansial.Tapi apa daya,dalam keadaan negara yang sedang bangkrut dan terpuruk seperti sekarang ini aku tak punya pilihan, selain dari mengandalkan ketahanan fisik, keterampilan bela diriku serta sedikit kenekatanku. Kondisi psiko seksualku yang doyan sejenis membuatku juga lebih tenang karena tidak ada anak – isteri yang jadi tanggunganku!

Jadi penghasilanku hanya aku pakai sendiri untuk, makan, papan, pakaian, tidur dan tentu saja untuk memenuhi kebutuhan biologisku [homoseksual].
Kondisi negara yang sedang tidak aman ini juga membuat aku tidak pernah sepi dari pekerjaan atau job mengawal para bos dari perusahaan besar baik nasional, asing maupun multi nasional. Baru-baru ini aku bertugas mengawal seorang bos yang ikut rombongan seorang pejabat tinggi ke Indonesia Bagian Timur.Setelah sekretaris perusahaan Si Bos negosiasi alot dengan staf protokol kantor sang pejabat tinggi, akhirnya aku dibolehkan juga ikut rombongan.
Demikianlah, akhirnya aku berangkat juga ikut rombongan besar pejabat ke Indonesia Timur dan berangkat dari Bandara Sukarno – Hatta melalui Terminal VIP.
Aku dicatat sebagai sekretaris alias ajudan Si Bos. Untuk penyamaran, agar aku tidak ketahuan bertugas sebagi bodyguard, aku terpaksa pura-pura bawa lap-top. Untunglah lap-top yang disedia-kan perusahaan cukup canggih, ringan dan kecil. Jadi bisa aku selipkan dalam tas bawaanku yang berisi perlengkapan pribadi Bos yang aku kawal. Sekali-sekali aku pura-pura mengetik atau menyalakan lap-top tersebut!
Untungnya anggota rombongan bersikap ramah kepada Si Bos [dan aku], sehingga tidak terlalu sukar bagiku mengurus Si Bos.Maklumlah Si Bos yang aku kawal ini pengusaha besar yang dekat dengan para penguasa negeri ini. Jadi para pejabat juga ramah bahkan respek dengan Si Bos-ku itu. Mungkin saja Si Bos-ku itu sering memberi upeti,komisi,hadiah dan entah “metode” korupsi apalagi kepada para pejabat korup ini!
Dasar aku lelaki homoseks bejat mata keranjang, belum-belum mataku “ijo” terpikat ajudan-ajudan para pejabat yang umumnya muda-muda, putih dan ganteng. Kelak aku ketahui bahwa salah satunya adalah tamatan STPDN.Jadi, pasti kontolnya pernah diisap yuniornya semasa kuliah di STPDN dan pasti pernah menyodomi lobang pantat Praja Muda yang jadi yuniornya. Tradisi cabul menyodomi lobang pantat Praja Muda ini di STPDN disebut “Bina Muda”! Dasar bejat, tradisi tai!
Sayang sekali, walaupun para ajudan ini umumnya ramah, tapi sukar diakses[apalagi dicicipi kontol atau lobang pantatnya], karena mereka selalu saja sibuk melayani bos-nya dan harus selalu di dekat-dekat bos yang dilayaninya! Kalau aku jadi bos [ini hanya mimpi saja],pasti kontol dan bool para ajudanku akan aku nikmati sepuas-puasku.Dasar aku lelaki homoseks bermoral bejat!
Jadi sepanjang perjalanan,paling-paling aku hanya bisa ngobrol, bercanda-ria, atau sekali-sekali kalau ada “rezeki”,aku pura-pura sok akrab sambil merangkul satu dua ajudan yang ganteng dan muda-muda itu. Tentu saja aku “tidak perlu” dicurigai sebagai lelaki homosex,karena semua “action” itu aku lakukan dengan gaya pertemanan dan jauh dari nuansa kecabulan. Meskipun,jujur saja, tak urung kontolku ngaceng juga, sampai memuncratkan mazie alias pre-cum! Nikmat bukan? Dasar homoseks bajingan!
Dalam pesawat, mataku juga “menyapu” para kamera-wan atau cameraman dari stasiun-stasiun TV yang ikut. Aku tahu kadang-kadang ada anggota crew TV yang ganteng, karena mereka terkadang merangkap penyiar TV atau “anchor”. Hati homoku terpikat pada Bambang, seorang cameraman TV swasta yang menawan. Wajahnya ganteng, rambutnya dibiarkan tumbuh agak panjang, tubuhnya ramping, lengannya kelaki-lakian. Cakep sekali. Aku jadi ngaceng dibuatnya!
Penerbangan ke Indonesia Bagian Timur memerlukan transit di Makassar. Kesempatan ini aku gunakan untuk mendekati Mas Bambang-ku yang ganteng nggak ketulungan itu! Aku pura-pura bertanya tentang kamera besar yang sering dipanggul oleh para kamerawan atau cameraman TV.Sayang sekali, badan atau baju Mas Bambang berbau keringat. Suatu hal yang membikin nafsu sejenisku surut [tapi tidak menghilang].
Bau samar-samar itu aku tahan-tahan dan sebagai kompensasinya aku menikmati obrolan nikmat dengan Mas Bambang [yang ternyata berumur 25 tahun] dan sambil aku melirik lengannya, juga memandangi keindahan bulu-bulu halus yang tumbuh di lengan-nya itu. Agh! Nikmatt juga! Kontolku jadi ngaceng lagi! Aku tak mau tanya-tanya soal pribadi, anak, isteri atau yang seperti itu. Karena aku berniat mencicipi, paling tidak kontol dan pejuhnya yang pasti ledzat dan lender itu.Aku yakin pasti pejuh-nya sama ledzat dengan sup sarang burung walet yang di restoran Cina harganya bisa mencapai Rp 100.000,- per mangkok. Sedangkan kontolnya kalau dijilat pasti sama ledzatnya dengan “hisit” atau sirip ikan hiu! Agh! Mas Bambang memang ganteng!
Setibanya,di ibu kota propinsi,rombongan langsung dibawa ke Kantor Gubernur untuk acara penyambutan dan berbagai basa-basi. Mas Bambang sibuk kesana–kemari mengambil gambar. Sekali-sekali lenganya mengangkat kameranya ke atas sehingga T-shirtnya terangkat dan perutnya yang rata membayang, seksi sekali! Dia mengenakan celana blue jeans yang di bagian kanannya digantungi kunci. Di masa lalu cara meletakkan kunci seperti itu merupakan kode kaum gay di Amerika Serikat [San Francisco].Letak kunci di kiri atau kanan celana merupakan tanda apakah orang tersebut seorang “top” atau “bottom” dalam hubungan sex sejenis. Apakah Mas Bambang bermaksud memberi “kode” atau hanya gaya-gayaan, tak jelas bagiku! Tapi dia memang seksi dan aku bertekad untuk menikmati tubuhnya dalam keadaan dia bertelanjang bulat!Buat kupeluk dan kunikmati bibir dan mulutnya, puting susunya, ketiaknya, kontol dan pejuhnya,dan last but not least,lobang pantatnya Agh!Pasti akan terasa nikmat dan ledzat sekali!
Selesai acara di gubernuran kami beristirahat di hotel. Dengan berbagai cara dan muslihat,akhirnya di hotel aku berhasil minta sekamar dengan Mas Bambangku.Agh! Alangkah indahnya! Setelah melayani Si Bos-ku seperlunya aku masuk kamar. Mas Bambang sudah telanjang dada. Dia terlentang di tempat tidur. Lengannya diangkat ke atas sehingga aku bisa memandangi pertumbuhan rambut ketiaknya yang lebat dan nikmat! Otot dadanya lumayan atletis dan dihiasi oleh dua buah puting susu yang indah melenting. Otot perutnya rata dan berotot. Aku tak tahan dirangsang seperti itu! Aku akan dan harus bertindak saat itu juga! Aku masih mengena-kan kemja dan dasi. Maklum berlagak sekretaris Bos!
Maka… tanpa minta izin, segera saja aku dekati dia. Dia memandang keheranan, tapi tak kubiarkan dia bertanya-tanya dalam hati. Segera aku naik ke tempatnya tidur dan aku peluk dia, aku lumat bibirnya. Aku sedot sepuas-puasku bibir dan air ludahnya yang lender!Tanganku menjelajah puting susu dan ketiaknya yang berambut. Nikmatt sekali!
Tapi dia tidak protes dan melawan. Karena itu aku terus makin kurang ajar. Mulutku turun ke puting susunya untuk menjilati, lalu tanganku merogoh kontol dan jembutnya.Agh! Bahagia sekalinya! Enak dan nyaman di dalam jiwaku. Lalu celana jeans-nya aku pelorotkan bersama kancutnya sampai kontolnya keluar celana dan langsung ngaceng!Terus saja aku kocok, aku loco, aku rangsang. Kontolnya makin membesar memerah, makin kencang, makin tegang dan berkilat. Aku kocok..kocok..kocok..,dia melenguh, mengeluh kenikmatan MMPH..MMPH..MMPH..Akhirnya, kemudaan tubuh dan jiwanya tak bisa lagi menahan kenikmatan dorongan pejuh mudanya untuk muncrat dan AAGH!Dia mengeluh dan CROOOT! .. CRROOT! .. CRROOT! .. pejuhnya muncrat berceceran, kontol-nya berdenyut-denyut memompakan cairan syahwat yang amat kelaki-lakian! Semuanya aku tampung dalam telapak tanganku, aku bawa ke mulutku untuk aku cucup, jilat dan telan. AAAGH!Sedapppp! Itu lah pejuh Mas Bambang, pejuh kekasihku, kamerawan atau cameraman TV swasta!
Setelah kejadian itu kami sibuk dengan urusan kami masing-masing, dia meliput acara rombongan pejabat dan aku sibuk melayani dan mengawal Si Bos. Kami tetap tidur sekamar sampai rombongan pulang. Aku tak mengganggu dia lagi dan dia tidak berubah sikap. Tetap seperti sebelum kejadian siang jahanam itu. Agh! Betapa indahnya hidup ini, betapa indahnya Mas Bambang, betapa indahnya cameraman TV swasta. Life is so good and becomes much more better. Aku bersyukur tercipta jadi lelaki homosex!

No comments:

Post a Comment